Sistem
Informasi
Menurut O’Brien (2005), sistem
informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi
keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi dapat membantu seluruh
jenis bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka,
pengambilan keputusan manajerial dan kerja sama kelompok sehingga dapat
memperkuat posisi kompetitif mereka dalam pasar yang sangat cepat berubah.
Definisi sistem informasi menurut O’Brien (2005) adalah kombinasi teratur
apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber
daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah
organisasi. Orang bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi satu
sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan
prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan
data yang disimpan (sumber daya data) sejak permulaan peradaban.
Kerangka Kerja Sistem
Informasi
Menurut O’Brien
(2005) bidang sistem informasi melintasi banyak teknologi kompleks, konsep
perilaku yang abstrak dan aplikasi khusus dalam bidang-bidang bisnis serta non
bisnis yang tidak terhitung jumlahnya. Kerangka kerja sistem informasi, sebagai
berikut:
1. Konsep-konsep dasar (Foundation Concepts)
Konsep dasar perilaku, teknis, bisnis dan manajerial termasuk
berbagai komponen dan peran sistem informasi.
2. Teknologi Informasi (Information Technologies)
Konsep-konsep utama, pengembangan dan berbagai isu manajemen teknologi
informasi yang meliputi hardware, software, jaringan manajemen data dan
teknologi berbasis internet.
3. Aplikasi Bisnis (Business Application)
Penggunaan utama dari sistem informasi untuk operasi, manajemen dan
keunggulan kompetitif bisnis. Aplikasi teknologi informasi dalam bidang fungsional
bisnis seperti pemasaran, produksi, akuntansi serta aplikasi lintas fungsi
perusahaan seperti manajemen hubungan dengan pelanggan dan perencanaan sumber
daya perusahaan.
4. Proses Pengembangan (Development Process)
Bagaimana praktisi bisnis dan pakar informasi merencanakan, mengembangkan
dan mengimplementasikan sistem informasi untuk memenuhi peluang bisnis.
5. Tantangan Manajemen (Management Challenges)
Tantangan untuk secara efektif dan etis dalam mengelola teknologi
informasi pada tingkat pemakai akhir (end user), perusahaan dan global bisnis.
Peran Dasar Sistem Informasi
dalam Bisnis dan Organisasi
Menurut O’Brien (2005) terdapat tiga alasan mendasar untuk semua aplikasi
bisnis dalam teknologi informasi. Alasan tersebut dapat ditemukan dalam tiga
peran penting yang dapat dilakukan sistem informasi untuk sebuah perusahaan
bisnis yaitu :
1. Mendukung proses dan
operasi bisnis.
2. Mendukung proses
pengambilan keputusan para karyawan dan manajernya.
3. Mendukung berbagai strategi
untuk keunggulan kompetitif.
Permasalahan Penerapan Sistem Informasi
Penerapan atau implementasi teknologi informasi yang
sesuai di suatu perusahaan bukanlah suatu hal yang mudah. Faktor yang harus
diperhitungkan agar penerapannya mempunyai nilai lebih adalah: manajemen
perusahaan, budaya perusahaan, biaya pengadaan perangkat keras maupaun lunak,
operator, perawatan dan masyarakat bila dilibatkan sebagai end user. Dengan
adanya komputer untuk membantu teknologi informasi, berbagai organisasi telah
mangalokasikan dana yang cukup besar untuk sistem informasi.
Keberhasilan penerapan sistem teknologi informasi
tidak semestinya diukur hanya melalui efisiensi dalam hal menimalkan biaya,
waktu, dan penggunaan sumber daya informasi. Keberhasilan juga harus diukur
dari efektifitas teknologi informasi dalam mendukung strategi bisnis organisasi
, memungkinkan proses bisnisnya, meningkatkan struktur organisasi dan budaya,
serta meningkatkan nilai pelanggan dan bisnis perusahaan. Tantangan utama para
manajer bisnis dan praktisi bisnis adalah mengembangkan solusi sistem informasi
yang mampu mengatasi masalah bisnis.
Kinerja Sistem Informasi dan Evaluasinya
Penerapan sistem Informasi pada perusahaan bagaikan
dua sisi mata uang. Bisa berujung pada kesuksesan hingga kegagalan.
Pengembangan dan pembangunan sistem informasi pada dasarnya dikembangkan dengan
harapan yang tinggi namun sering berakhir dengan kegagalan. Alat ukur
keberhasilan sebuah proyek umumnya menggunakan metode evaluasi proyek ekonomi
standar untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan proyek sistem informasi
karena kompleksitas dari proses pelaksanaan proyek sistem informasi dan dampak
jangka panjang dari proyek pada organisasi.
Evaluasi sistem informasi dapat dilakukan dengan
metode kualitatif maupun kuantitatif. Kinerja sistem informasi tidak dapat
dinilai sebagai baik atau buruk tanpa keberhasilan pelaksanaan proyek. Evaluasi
proyek sistem informasi bisa sangat bermasalah dan kadang-kadang bisa sangat
subyektif dan tidak ada satu metode evaluasi sistem informasi yang dapat
diterapkan untuk semua situasi. Evaluasi menjadi subyektif dan dapat bergantung
pada keadaan termasuk waktu.
Meskipun demikian, peneliti manajemen sistem informasi
telah melihat seperangkat ukuran formal untuk menilai sistem. Berikut merupakan
ukuran kesuksesan sebuah sistem informasi yang dianggap paling penting
1.
Penggunaan
sistem level tinggi, sebagaimana diukur dengan polling pengguna, memberikan
kuesioner, atau memantau parameter-parameter seperti volume transaksi.
2.
Kepuasan
pengguna pada sistem, sebagaimana diukur oleh kuesioner atau wawancara. Hal ini
mungkin termasuk pendapat pengguna pada akurasi, aktualitas, dan kerelevanan
informasi, kualitas servis, dan mungkin pada jadwal operasinya. Yang paling
penting adalah perilaku manajer pada sejauh mana tingkat kepuasannya terhadap
informasi yang dibutuhkannya dan pendapat pengguna tentang bagaimana sistem
meningkatkan kinerja mereka
3.
Perilaku
menguntungkan dari pengguna sistem informasi dan staf sistem informasi.
4.
Tercapainya
tujuan sistem, tingkat di mana sistem dapat mencapai tujuan tertentu,
sebagaimana ditunjukkan dengan peningkatan kinerja organisasi dan pengambilan
keputusan yang dihasilkan oleh sistem.
5.
Pembayaran
finansial kepada organisasi, baik dengan mengurangi biaya atau meningkatkan
penjualan atau keuntungan.
kelima
ukuran dianggap menjadi nilai batas walaupun analisis keuntungan biaya mungkin
digambarkan dengan berat di dalam keputusan untuk membangun sebuah sistem
tertentu. Keuntungan dari sebuah sistem informasi mungkin tidak secara
keseluruhan dapat diperhitungkan. Terlebih lagi keuntungan nyata tidak dapat
dengan mudah ditunjukkan untuk aplikasi sistem pendukung keputusan tingkat
lanjut. Dan meskipun metodologi keuntungan telah diikuti secara akurat ,
sejarah banyak proyek pengembangan sistem telah
menunjukkan
perkiraan nyata ini selalu sulit untuk diformulasikan. Peneliti manajemen
sistem informasi lebih berkonsentrasi pada ukuran manusia dan organisasi pada
kesuksesan sistem seperti kualitas informasi, kualitas sistem, dan pengaruh
sistem pada kinerja organisasi.
Faktor-Faktor Kesuksesan dan Kegagalan
Sistem Informasi
Ada beberapa
faktor penting yang secara langsung mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan
proyek sistem informasi. Menurut Rosemary Cassafo dalam O’Brien (1999),
kegagalan penerapan sistem informasi disebabkan karena beberapa hal berikut :
1.
Kurangnya
dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen
2.
Tidak
memiliki perencanaan memadai mengenai tahapan dan arahan yang harus dilakukan
3.
Inkompetensi
secara teknologi
4.
Strategi dan
tujuan tidak jelas ketika akan menerapkan sistem informasi
5.
Tidak
jelasnya kebutuhan terhadap sistem
Sementara
itu, ada tujuh faktor penentu kesuksesan dalam memformulasikan suatu strategi
TI yang paling efektif, yaitu :
1.
Scale dan Scope
2.
Necessity dan Speed
3.
Principles dan Increments
4.
Update dan Review
5.
Fit dan Timing
6.
Resources dan Skill
7.
Support dan Consensus
Sumber :